Rabu, 25 Februari 2009

Saat belaian mu tak lagi lembut


Kembali ku lamunkan asa ku, ku putar mundur waktu 4 tahun kebelakang, tepatnya tanggal 26 desember 2004 yang lalu. Mungkin tanggal itu tidak hanya membekas lekat dibenakku, tetapi beribu-ribu benak diseluruh dunia ini mengingat tanggal itu.

Yup, ada peristiwa bersejarah ditanggal itu, yaitu gempa yang sangat dahsyat 9,8 scala richter di nanggroe ku aceh, tidak hanya peristiwa gempa itu saja, tapi ada peristiwa kedua yang tidak jauh lebih dahsyat dari itu "TSUNAMI", yah semenjak hari itu...bilangan detik, menit, jam, waktu dlm hidup ku berubah secara drastis!!!

Waktu itu aq sedang membereskan kamarku karena ibu ku sedang keluar kota, dan tiba-tiba saja dunia berguncang dengan dahsyatnya, sampai-sampai kami sekeluarga tidak kuasa untuk berdiri, sontak kami berlari dan tiarap digundukan tanah diluar rumah.

Setelah gempa mereda, kami sekeluarga kembali kedalam rumah dan beraktivitas seperti biasanya, aq langsung menyambar handuk dan berlari kekamar mandi, entah mengapa saat itu setelah semua pakaian aq tanggalkan dan ingin menguyurkan semua air ketubuhku, ku urungkan niat ku, aq kembali mengenakannya lagi karena teringat pesan ibuku untuk menjemur pakaian dinas ku yang belum kering kemarin, disaat aq sedang menjemur pakaian dibelakang rumah, terdengar suara keras dari orang ramai didepan rumah dengan nada berteriak..

Air....!!!...air...!! air laut...naik...!!!

Aq mencari arah tersebut dan berhamburan keluar rumah, aq melihat keujung jalan ada air yang sangat tinggi berwarna hitam, seakan ingin menelan semua orang-orang yang berada didekatnya, spontan aq melempar ember yang berisikan pakaian yg ingin aq jemur tadi, aq mencari kakak perempuanku dan mengenggam tangannya erat-erat untuk aq bawa berlari sejauh-jauhnya....
aq sadari kakak perempuanku sedikit gemuk, sehingga tidak kuat untuk berlari jauh, aq kuatkan genggaman tangan menggapai kakakku, sedikitpun aq tidak memikirkan menyelamatkan surat-surat penting dan harta lainnya, saat itu fikiranku hanyalah berusaha berlari sekuat-kuatnya menyelamatkan diri sampai air laut itu tidak menyentuh tubuh kami.

Dengan nafas yang terengah-engah, dan tenagaku yang tidak berbanding, kakakku melonggarkan genggaman tanganku, dia menyuruhku meninggalkannya dan berlari sejauh-jauhnya...saat itu spontan aq berteriak dan menangis, aq semakin kuat mencengkram tangan kakak ku, aq tidak pernah rela untuk meninggalkannya semeterpun dariku, sontak kami menangis bersama-sama..
kakak ku berkata saat itu, biarlah dian yang selamat, tinggalkan aja kakak disini, kakak tidak sanggup lagi berlari..
saat itu tangisku makin pecah...aq menangis sejadi-jadinya, aq tidak menggubris pesan kakakku, aq tidak akan pernah rela jika harus meninggalkannya saat itu, dibelakang kami air laut yang menghitam setinggi atap-atap rumah bertingkat sedang menunggu bilangan detik untuk segera menelan kami..

Maha besar kekuasaan dan pertolongan Allah, Ayahku bagaikan menerima bisikan untuk menyuruhnya naik keatas mesjid, ayah langsung memberi komando pada kami dengan menunjuk kearah mesjid yang ada dikomplek rumahku, beliau menyuruh kami berbalik dan naik keatas mesjid. Akhirnya aq pasrah dan tidak ada pilihan, aq berfikir biarlah aq dimesjid saja, paling tidak kami meninggal dirumah Tuhan kami. Tak banyak yang berputar balik kearah mesjid, hanya aq, kakak, ayah dan 5 orang lainnya menyusul dibelakang kami, sedangkan berpuluh-puluh orang lainnya berlari sejauh-jauhnya meninggalkan kami.

Tepat saat kaki kami menginjakkan tangga terakhir tingkat dua mesjid, air laut yang mengganas itu pecah dan memenuhi tangga bawah dalam mesjid, berpuluh-puluh orang yang tidak naik keatas mesjid tadi hilang ditelan gelombang hitam itu...dan masih teringat sampai sekarang berpuluh-puluh manusia meninggal didepan mataku, ada yang badannya tertusuk pagar dan seng-seng atap rumah dengan ususnya berhamburan teraduk didalam gelombang itu...

Allahu Akbar......Allahu Akbar.....Allahu Akbar......
Suara adzan dikumandangkan diatas mesjid, aq mematung, tubuhku kaku, melihat saudara-saudaraku tak berdaya digulung gelombang, saat itu aq sedikit bersyukur, karena detik itu aq masih bersama kakak dan ayahku.
saat itu aq membayangkan..kiamat sudah diujung tenggorokan...kami hanya pasrah diatas masjid, detik selanjutnya kembali gelombang memecah...Sungguh besar kuasa Allah masjid tempat kami berlindung saat itu sangat kokoh, tidak roboh walau berbagai hantaman benda-benda dan puing-puing yang berton-ton beratnya tidak berhasil merobohkan pilar-pilar mesjid dibawahnya.

Menit berikutnya, mayat-mayat saudara kami yang sudah kaku dihantam gelombang dinaikkan diatas masjid...kembali tubuhku seakan membeku...hanya menunggu giliranku..untuk dijemput malaikat maut.

Tetap diatas masjid, saat gelombang itu sedikit surut, aq melihat kearah jalan rumahku, semuanya musnah..kosong, tidak lagi dipenuhi rumah-rumah disana, hanya tinggal pemandangan air hitam yang memenuhi seluruh kota.
Kembali aq memandang mayat-mayat yang hampir memenuhi lantai masjid, aq makin eratkan genggaman tangan kakakku, kami hanya menunggu giliran..giliran gelombang menerjang tubuh kami..


"Demi pagi yang cerah gemilang, dan demi malam bila senyap dan kelam, Tuhan-mu tidak meninggalkanmu, juga tidak Dia merasa benci. Sesungguhnya hari yang akan datang itu lebih baik bagi kamu. Dari pada saat ini, sehingga kamu memperoleh Ridha (senang hati)".(QS.93-Adh Dhuha:1-5).

0 komentar:

Saleum Teuka...

Ahlan wa Sahlan, selamat datang di dunia maya ku..banyak kisah yang tlah ku tuangkan didunia ini...ada beragam kisah yang sudah ku tuang... Selamat ahlan wa sahlan....tak dapat kusungguhkan minuman sebagai sajian untuk mu puan....hanya ini kisah sebagai pengganti jamuan....

Lencana Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Aq adalah gadis yang sederhana, yan9 memiliki fikiran yan9 sederhana, hanya in9in hidup sederhana, tapi in9in mencintai oran9 den9an sepenuh jiwa, aq hanya in9in dicintai dan mencintai, aq benci pen9kianatan, aq suka keromantisan dan kejujuran, aq suka jalan-jalan

Buku Tamu

  © Free Blogger Templates Photoblog III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP